Jumat, 30 Desember 2011

Pengelasan Listrik

Las listrik sudah banyak ditemui di bengkel-bengkel dan tempat-tempat pengelasan. Las listrik digunakan untuk mengelas logam padat maupun lempengan logam yang di las sesuai dengan kebutuhan. Pada las listrik digunakan transformator atau dinamo motor DC sebagai penghasil tegangan keluaran. (Alfian, 2009)
Las listrik memakai arus keluaran yang cukup besar untuk mengelas logam-logam padat yang cukup tebal, sedangkan untuk lempengan logam digunakan arus keluaran yang cukup kecil sehingga tidak menghancurkan lempengan logam tersebut, yang digunakan untuk membuat suatu bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dari bahan lempengan/plat-plat logam tersebut. Tegangan dan arus pada keluaran dari kumparan sekunder transformator las listrik tersebut dapat diatur sesuai dengan perencanaan awal. (Alfian, 2009)
Mesin las ada dua macam, yaitu :
1)    Mesin las D.C (direct current) / mesin las arus searah.
2)    Mesin las A.C (alternating current)/ mesin las arus bolak-balik.
3)    Mesin las gabungan antara A.C dan D.C (Alfian, 2009)
Las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Prinsip las listrik ialah menyambung logam dengan cara mencairkan logam menggunakan sumber panas dari bunga api listrik. Bunga api listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik. Pengapi listrik terjadi dengan cara menyalurkan arus listrik melalui elektroda yang didekatkan pada bagian yang akan disambung dan sekaligus elektroda yang telah diberi bahan pelapis berfungsi sebaga kawat las atau kawat pengisi. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Dalam hal ini elektroda dan logam yang di las merupakan kutub-kutub listrik yang berbeda. Dalam banyak hal penggunaan las listrik lebih praktis dan cepat jika dibandingkan dengan las karbid. Kelemahanya ialah tidak sesuai untuk mengelas plat logam tipis. Selain itu sinar bunga api listrik lebih berbahaya terutama terhadap mata dan kulit, terutama oleh sinar ultra violet dan inframerah, serta sinar yang sangat terang dan menyilaukan. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Perlengkapan las yang terurama adalah pembangkit lisrik, pemegang elektroda, penjepit massa, pelindung mata dan pakaian las. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Elektroda atau kawat las tersedia dalam ukuran standar, baik dimensi maupun jenis bahannya. Pada prinsipnya jenis bahan elektroda hampir serupa dengan bahan logam yang akan di las. Beberapa macam elektroda untuk penggunaan khusus misalnya untuk lapisan permukaan, las tembaga dan paduan tembaga, almunium, besi tuang, mangan, paduan nikel dan baja nikel-mangan.
Umumnya diameter elektroda (tidak termasuk lapisan pembungkus), dipergunakan sesuai dengan tebal plat logam yang akan di las.Ukuran diameter kawat elektroda dapat dilihat pada tabel, tebal plat baja dan besar arus listrik yang diperlukan. Kode elektroda untuk baja karbon rendah (0,1-0,3 % C) berdasarkan AWS/ASTM misalnya n 6010 sampai dengan E 6014, E 6020, E 7014, E 7024. Dua angka pertama menunjukan kekuatan tarik hasil pengelasan dikalikan 1000psi. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Mesin las listrik mempunyai batas kemampuan penyaluran arus listrik yang berbeda-beda. Umumnya sampai 200 A tergolong ukuran ringan atau kecil, hanya dapat menggunakan elektroda sampai kira-kira berdiameter 5 mm. Mesin las berukuran sedang atau setengah berat dapat menyalurkan arus 250-300 A dengan ukuran elektroda sampai 6-8 mm. Mulai 400 A ke atas tergolong mesin berukuran berat yang dapat menggunakan elektorda 8-10 mm.
Sifat arus listrik yang digunakan dapat AC atau DC. Jenis – jenis elektroda tertentu menghendaki penggunaan sifat arus tertentu pula jenis-jenis elektroda DC yang hanya sesuai untuk kutub positif saja dan yang sesuai untuk kedua macam kutub. (Morgan dan Setiawan, 1987).
Penyetelan terutama untuk benda-benda yang besar, diperlukan perangkaian yang baik untuk mempermudah penyetelan kampuh. Selain itu kemungkinan perubahan bentuk yang terjadi akibat panas selama pengelasan berlangsung dapat dihindari/dikurangi.
Untuk itu diperlukan terutama:
a.    Klem C
b.    Pasak
c.    Jembatan
d.    Rantai
e.    Dan sebagainya. (Alfian, 2009)
Arus pengelasan ditentukan oleh diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop. Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/dibaca pada skala arus yang terdapat pada mesin las. (Alfian, 2009)
Menebalkan benda kerja yang telah aus (poros, bidang-bidang luncur, dsb) dapat dilakukan dengan las dan untuk mencapai ukuran yang diperlukan, rigi-rigi las selanjutnya dikerjakan dengan menyekrap atau membubut. Untuk mencegah perubahan bentuk pada bidang datar, maka pengelasan dilakukan berturut dan bergantian pada kedua permukaan.
Posisi pengelasan ada empat macam:
1.    Posisi dibawah tangan
2.    Posisi mendatar / horizontal
3.    Posisi vertikal
4.    Posisi diatas kepala (Alfian, 2009)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

mas mau tanya nch
gmn pengelasan yg bgus spya tidak bolong..
kna sya ngelas lempengannya tipis

Posting Komentar

Comments on Facebook

My "Tukeran Link"

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews